• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Tentang Seni


Pengertian Seni: Fungsi, Tujuan, dan Macam-Macam Seni


Pengertian Seni Adalah
Sebenarnya, apa arti seni? Pengertian seni adalah suatu ekspresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan di dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata, baik itu dalam bentuk nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan oleh panca indera manusia.
Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian seni adalah semua hal yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Pada intinya, seni merupakan hasil akivitas batin seseorang yang dinyatakan dalam bentuk karya yang bisa mempengaruhi perasaan manusia.
Pengertian seni secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Sani yang artinya pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Dengan kata lain, seni sangat erat hubungannya dengan upacara keagamaan yang disebut juga dengan “kesenian”.Pengertian Seni Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami apa arti seni, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli tentang definisi seni. Berikut ini adalah pengertian seni menurut para ahli:

1. Aristoteles

Menurut Aristoteles, pengertian seni adalah suatu bentuk ungkapan dan penampilan yang tidak pernah menyimpang dari kenyataan, dan seni itu meniru alam.

2. Plato

Menurut Plato, pengertian seni itu adalah hasil tiruan alam dan segala isinya (ars imitator naturam).

3. Herbert Read

Menurut Herbert Read, pengertian seni adalah ekspresi dari penuangan hasil pengamatan dan pengalaman yang dikaitkan dengan perasaan, aktivitas fisik dan psikologis ke dalam bentuk karya.

4. Thomas Munro

Menurut Thomas Munor, definisi seni adalah suatu alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

5. Leo Tolstoy

Menurut Leo Tolstoy, pengertian seni adalah ungkapan perasaan pencipta yang kemudian diungkapkan pada orang lain dengan harapan mereka dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penciptanya.

6. Sudarmaji

Menurut Sudarmaji, pengertian seni adalah manifestasi batin dan pengalaman estetis manusia dengan memakai media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.

7. Ki Hajar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara, arti seni adalah hasil keindahan sehingga dapat mempengaruhi perasaan seseorang yang melihatnya, dan seni merupakan perbuatan manusia yang bisa mempengaruhi dan menimbulkan perasaan indah.

8. Alexander Baum Garton

Menurut Alexander Baum Garton, pengertian seni adalah keindahan dan tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.

9. Drs. Popo Iskandar

Menurut Popo Iskandar, pengertian seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin disampaikan seseorang kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok.

10. Immanuel Kant

Menurut Immanuel Kant, definisi seni adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.

11. Hilary Bel

Menurut Hilary Bel, pengertian seni adalah istilah yang digunakan untuk semua karya yang dapat menggugah hati untuk mencari tahu siapa penciptanya.

12. Eric Ariyanto

Menurut Eric Ariyanto, pengertian seni adalah aktivitas rohani atau batin yang direfleksikan dalam bentuk karya dan dapat membangkitkan perasaan seseorang yang melihat atau mendengarnya.

13. Ensiklopedi Indonesia

Menurut Ensiklopedi Indonesia, pengertian seni adalah ciptaan dari segala hal, karena keindahannya maka orang senang untuk melihat ataupun mendengarkannya.

Fungsi Seni

Berdasarkan pengertian seni yang telah disebutkan di atas, fungsi seni secara umum adalah sebagai bentuk/ cara penyampaian ekspresi seseorang kepada orang lain dan lingkungannya. Beberapa fungsi seni dapat bedakan dalam dua kelompok, yaitu fungsi seni bagi individu dan fungsi seni bagi sosial.

A. Fungsi Seni Bagi Individu

Bagi individu, seni memiliki fungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan mereka. Adapun bentuk kebutuhan tersebut diantaranya:

1. Seni Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Fisik

Manusia adalah mahluk yang mempunyai kecakapan dalam memberi apresiasi pada keindahan dan penggunaan berbagai benda. Dalam proses pemenuhan kebutuhan fisik ini, para seniman mempunyai peranan penting dalam menciptakan berbagai benda-benda bernilai seni untuk pemuasan kebutuhan fisik dan memberikan kenyamanan bagi orang lain.

2. Seni Sebagai Alat Pemenuhan kebutuhan Emosional

Emosi adalah peraasaan di dalam diri manusia, baik itu perasaan senang, marah, sedih, haru, cinta, benci, dan lain-lain. Semua orang perlu meluapkan perasaan di dalam diri mereka agar kondisi kejiwaannya tetap normal.
Untuk memenuhi kebutuhan emosional tersebut, manusia membutuhkan dorongan dari luar dirinya. Misalnya, seseorang yang punya jiwa seni dan estetika akan mengungkapkan emosinya melalui musik, lukisan. Atau ketika seseorang merasa stress, maka ia membutuhkan waktu untuk rekreasi, nonton bioskop, atau hal lainnya untuk meredakan tekanan jiwa.

B. Fungsi Seni Bagi Sosial

Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan akan interaksi dengan orang lain dan lingkungannya. Dalam hal ini seni juga berfungsi sebagai media untuk pemenuhan kebutuhan sosial tersebut.

1. Seni Sebagai Media Agama/ Kepercayaan

Seni punya peranan penting dalam penyampaian pesan religi/ agama kepada manusia. Hal ini bisa kita lihat dari busana/ pakaian, upacara pernikahan, upacara kematian, lagu rohani, kaligrafi, dan lain-lain.
Contoh fungsi seni dalam agama dapat kita lihat pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Relief yang terdapat di dinding Candi tersebut merupakan ilustrasi kitab suci agama Budha dan Hindu.

2. Seni Sebagai Media Pendidikan

Seni juga punya peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu
·         Pendidikan formal; pendidikan di lingkungan sekolah
·         Pendidikan non formal; pendidikan di lingkungan masyarakat
·         Pendidikan informal; pendidikan di lingkungan keluarga
Melalui seni, individu dapat belajar tentang nilai-nilai dan ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya seorang siswa dapat belajar musik atau drama, dimana kegiatan ini dapat mengekspresikan diri mereka kepada orang lain.

3. Seni Sebagai Media Informasi

Melalui seni juga kita bisa menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan lebih mudah. Misalnya penggunaan poster yang bernilai seni dimana di dalamnya terdapat informasi tentang bahaya narkoba, pentingnya imunisasi, dan penyampaian program pemerintah.

4. Seni Sebagai media Hiburan

Sebagian besar yang berkaitan dengan hiburan mengandung unsur seni dimana para pelaku seni dapat mengekspresikan diri secara aktif atau pasif. Seorang seniman dapat merasakan senang, marah, terharu, ketika karyanya disukai atau tidak disukai orang lain.
Begitupun individu yang melihat, mendengar, merasakan sebuah karya seni. Manusia bisa merasa terhibur ketika melihat sebuah lukisan, menonton bioskop, atau menonton sebuah konser musik.

Macam-Macam Seni

Seni dapat dinikmati melalui media pendengaran (audio art), penglihatan (visual art), dan kombinasi keduanya (audio visual art). Secara umum, seni dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Seni Musik

Seni musik merupakan karya seni yang menggunakan bunyi sebagai unsur utamanya. Selain itu, di dalam musi terdapat juga unsur lain seperti harmonisasi, melodi, dan notasi. Selain dari alat-alat musik, suara musik juga berasal dari manusia, misalnya akapela atau beatbox.

2. Seni Rupa

Seni rupa adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui media penglihatan, atau visual art. Seni rupa fokus pada karya yang memiliki wujud dan rupa yang diekspresikan dalam bentuk lukisan, gambar, patung, kerajinan tangan, multimedia, dan lain-lain.

3. Seni Tari

Seni tari merupakan bentuk seni yang memanfaatkan gerakan tubuh sebagai keindahan. Seorang pengarah tari (koreografer) dapat menyampaikan maksud atau pesan tertentu melalui gerakan tarian.
Pada umumnya seni tari digabungkan dengan seni musik. Dengan begitu maka konsentrasi dan konsistensi gerakan tari menjadi lebih sempurna dalam penyampaian pesan dan perasaan.

4. Seni Sastra

Seni sastra merupakan bentuk seni yang dinikmati melalui media pendengaran dan penglihatan. Melalui seni sastra dalam kata-kata, seseorang bisa menyampaikan pesan dan kesan dengan cara yang indah. Contoh seni sastra misalnya puisi (suara) dan kaligrafi (tulisan).

5. Seni Teater

Seni teater adalah seni yang memvisualisasikan imajinasi atau menggambarkan buah pikir seseorang. Hasil imajinasi tersebut berhubungan dengan perilaku mahluk hidup, baik secara individu maupun kelompok.
Adapun beberapa kemampuan dasar dalam seni teater adalah kemampuan menciptakan naskah, memahami karakter, dan mengekspresikan karakter dalam naskah.



Share:

Pengertian Sanggar


Sanggar
Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan.
Selama ini suatu tempat dengan nama "sanggar" biasa digunakan untuk kegiatan sebagai berikut:
1.     Sanggar ibadah: tempat untuk beribadah biasanya di halaman belakang rumah (tradisi masyarakat Jawa zaman dulu).
2.     Sanggar seni: tempat untuk belajar seni (lukis, tari, teater, musik, kriya/kerajinan dll).
3.     Sanggar kerja: tempat untuk bertukar fikiran tentang suatu pekerjaan.
4.     Sanggar anak: tempat untuk anak-anak belajar suatu hal tertentu di luar kegiatan sekolah, dll.
Selain sanggar kursus juga merupakan salah satu lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal, sehingga hal ini kadang menimbulkan kerancuan pemahaman tentang sanggar dan kursus, untuk membedakan hal tersebut dapat kita lihat dalam penjelasan di bawah ini
Sanggar dan kursus adalah sama-sama merupakan lembaga pelatihan dan keduanya termasuk kedalam jenis pendidikan nonformal, tetapi antara sanggar dan kursus memiliki perbedaan, adapun perbedaan tersebut adalah:
1.     Kursus biasanya hanya mencakup proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar, sedangkan sanggar mencakup seluruh proses dari awal hingga akhir yaitu mencakup proses pengenalan (biasanya melalui workshop/pelatihan singkat),pembelajaran, penciptaan atau membuat karya, dan produksi. contoh: pembelajaran melukis, membuat karya lukis kemudian pameran, penjualan/pelelangan semua dilakukan di dalam sanggar. Untuk sertifikat sebagian besar sanggar biasanya tidak memberikan sertifikat, kecuali pada sanggar-sanggar tertentu yang memang memiliki program untuk memberikan sertifikat pada peserta didiknya.
2.     Kursus biasanya menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dalam waktu singkat (kursus menjahit, selama 3 bulan/ 50 jam) jadi pesrta pelatihan dalam lembaga kursus tersebut hanya menjadi anggota selama 3 bulan saja, setelah itu peserta mendapat sertifikat dan keanggotaan kursus berakhir, sedangkan pada sanggar seni memiliki masa keanggotaan lebih lama bahkan terkesan tidak ada batas waktu keanggotaan.


Share:

Quotes Programmer


Quotes Programmer

" Menjadi Programmer dapat membantu masyarakat di negara kita khususnya di indonesia untuk membuat aplikasi - aplikasi yang berguna bagi kalangan pedagang kelas bawah. "


" Programmer itu tidak di pandang remeh di kalangan masyarakat, karena kita mempunyai keahlian yang belum tentu dimiliki orang lain. "


" Kita memang bodoh, kita memang masih pemula dalam dunia komputer, tapi cita - cita yang tinggi itu gratis, dan tidak mengeluarkan uang di kantong anda. Cita - cita tinggilah membawa nama bangsa di dunia programmer "


" Programmer bisa menjadi kaya, karena apa ? karena kita bisa mengasah kemampuan kita dan menjual sesuatu yang kita bikin dengan harga mahal. "


"Mungkin setiap hari selalu tidur hanya 6 jam bahkan kurang dari 5 jam, tapi asal kalian tahu bahwa itulah yang membuat Bill Gates sang pendiri Microsoft menjadi orang nomer 1 paling kaya tahun  2010 "


" Jadi Programmer dapat meningkatkan imajinasi, dapat menyelesaikan masalah dan dapat pula belajar dari kesalahan "


"Programmer yang hebat sekeren dan sehebat Steve Jobs, Jhon Resig, Linus Torvalds,  Rasmus  lerdorf dll itu pasti berawal dari Error sama seperti kita yang pemula, tinggal bagaimana kita memiliki kekuatan dan semangat "


" Jangan pernah beranggapan bahwa saya ini bodoh dan tidak bisa menyelesaikan algoritma apa - apa, coba anda liat projek anda yang dulu pernah anda buat, betapa bangganya anda buat itu dengan hasil keringat sendiri "


" Tidak ada programmer yang bodoh, cuma hanya masalah waktu dan masalah bagaimana kita menjadi berusaha "


" Sebagai programmer kita masih kalah dengan 1000 orang programmer berpengalaman, akan tetapi kenapa kita tidak menjadi gila dan memimpin 1000 orang itu ?  "


" Jangan Pernah sombong dan selalu ingat kepada Tuhan, karena apa ? karena semua ilmu yang ada di dunia ini hakikatnya adalah ciptaan Tuhan "


" Fokus dan bermimpilah menjadi programmer dunia dari negara INDONESIA dan guncang dunia untuk membanggakan INDONESIA, Jangan pernah tinggalkan MIMPI ! "


Share:

Cerpen, Catatan Senja


Catatan Senja
Cerpen Karangan: John Wesley
Kategori: 
Cerpen Kehidupan
Lolos moderasi pada: 24 September 2019
Sendiri aku menatap langit sore melalui kaca bus yang mengantarkan aku pulang ke kontrakan di daerah Cawang. Sengaja aku mengambil bangku tidak terlalu di sudut, dengan alasan agar mudah keluar masuk bila ada orangtua atau ibu-ibu yang berdiri dan menawarkan bangku untuknya. Namun hari ini rasanya ada yang beda. Tidak terlalu banyak penumpang yang berada di dalam bus seperti hari-hari sebelumnya. Bahkan, beberapa shelter bus dilewati untuk menaik dan menurunkan penumpang tidak begitu berpengaruh pada bangku yang aku duduki. “Bukankah hari ini adalah hari libur?”, benakku bertanya. “Ah, mungkin banyak yang menghabiskan libur panjang akhir pekan keluar kota.” Wajar saja, sebab ini adalah hari Jumat dan merupakan awal libur panjang di akhir pekan ini.
Kubenahi dudukku kembali, sesaat setelah aku transit di Halte Harmoni. Kutempati tempat duduk yang posisinya sama persis dengan tempat dudukku di bus sebelumnya. Bangku pertama setelah pintu dekat dengan jendela, selalu menjadi tempat duduk kesukaanku. Selain aku ingin menghabiskan waktu menikmati perjalananku memandang kota ini aku juga tidak perlu berpura-pura kesulitan keluar bila ingin berganti duduk dengan penumpang prioritas. Yah, seperti kebanyakan pengguna bus, sengaja mengambil tempat duduk pojokan, berpura-pura tidur dengan memakai headset, agar tidak berganti duduk dengan penumpang prioritas. Bahkan ada diantara mereka terkadang menggunakan tempat duduk yang tidak seharusnya dia gunakan, namun seolah tidak melihat tanda, duduk dan pura-pura tidur, sampai kondektur yang bertugas membangunkan. Aku pribadi tidak pernah mau ikut campur dengan sikap para penumpang yang seperti itu pun tidak mau menghukum mungkin saja dia kelelahan sehabis bekerja sehingga dia membutuhkan tempat duduk di dalam bus. Daripada menghukum mereka, ada baiknya memberi contoh pada para penumpang yang masih muda. Karena terkadang, beberapa dari penumpang ada yang terkesan malu untuk memulai pertama menawarkan, namun setelah melihat penumpang lain menawarkan berganti duduk, selalu ada yang mengikuti.
Termasuk perjalanan yang nyaman sore ini, bahkan dari Stasiun Kota hingga ke Halte Matraman aku sama sekali tidak beranjak dari tempat dudukku. Bahkan aku tenggelam dalam lamunan sepanjang jalan sembari memandang setiap bangunan kota ini dari dalam bus. Lamunan yang menghantarkan aku ke waktu setahun yang lalu dimana untuk pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di kota ini, ibukota negara, Jakarta. Irama lagu dari pemutar musik milikku semakin membawa aku hanyut pada kenangan saat-saat akan pindah ke kota ini. Aku sebut pindah karena aku ingin memulai sesuatu yang baru lagi di kota ini, walaupun hal sebenarnya adalah aku lari menghindar dari masalah yang aku miliki sebelum aku berada di kota ini. Aku sendiri masih bingung, apakah aku benar-benar lari dari masalahku atau sudah menjadi keputusan yang baik aku meninggalkan kotaku, kota dimana berjuta kenangan dan sejarah perjalanan hidupku terbentuk, yang menjadikan aku seperti sekarang ini.
Menjadi pribadi seperti sekarang ini, cukup sulit mendefenisikannya. Karena aku sekarang ini bukanlah orang terpandang di lingkungan kerja ataupun di lingkungan masyarakat, bahkan di keluarga, aku sendiri tidak tahu apa namaku masih ada di dalam kartu keluarga atau tidak. Cukup sederhana mendefenisikan pribadi seperti apa aku sekarang. Aku bukanlah siapa-siapa, terkhususnya di kota ini. Dan hari ini, genap setahun aku memulai hidup baruku, dan aku merayakannya dengan berkeliling kota ini sembari mengulas kembali setahun perjalanan hidupku di kota yang baru ini, agar aku bisa mencapai kembali tujuanku, mengembalikan kebahagiaan serta duniaku berupa komunitas kecil yang dipenuhi cinta dan kasih sayang yang kusebut sebagai keluarga.
“Pemberhentian berikutnya, Halte Matraman!”, seru kondektur wanita yang bertugas di bus transjakarta membuyarkan lamunanku sepanjang jalan. Aku lirik jam tanganku sesaat menoleh ke arah langit sore, menunjukan 17:48. Seketika badanku beranjak dari tempat dudukku seakan ada yang menariknya, sesaat batinku berseru “belum terlalu malam!” Aku turun dari bus yang kutumpangi setelah pintu otomatis terbuka. “Hhmm, benar-benar sepi.” Aku bergumam. Kutelusuri koridor keluar dari halte menuju jembatan penyebrangan ke arah Gramedia. Kulangkahkan santai kakiku, sembari menyulut sebatang Marlb*ro putih, menikmatinya perlahan seiring langkah santaiku. Hingga sesaat aku terhenti menghadap ke arah jalan, sementara aku menghabiskan sisa puntung rok*kku menikmati suasana kota yang sepi. Kerlap-kerlip frekuensi yang berbeda dari jajaran lampu jalan dan lampu-lampu gedung serta cahya dari lampu kendaraan yang berlalu lalang, menemani dan menghiasi pandangan mataku menghabiskan sore ini.
“Boleh saya bawa tas ke dalam, Pak?” tanyaku pada seorang security yang bertugas untuk memastikan kamera dan alat elektronik milikku yang lainnya boleh ikut serta masuk bersamaku. “Iya, silahkan mas.” Jawaban ramah kuterima dari dirinya. Saling melempar senyum, kulangkahkan kakiku masuk menyusuri tiap-tiap rak di toko itu. “Hhmmmm, aromanya sama.” Batinku berujar saat kuhirup aroma khas toko itu. Aroma yang mengingatkan aku dengan Gramedia lainnya di kota yang lainnya pula. Banyak kenangan yang kumiliki di toko buku milik perusahaan percetakaan ini. “Apakah aku hendak mengenangnya hingga aku datang kesini?” Bahkan aku berbicara pada diriku sendiri yang tersenyum. “Bodoh, ini sudah setahun aku tidak berkunjung ke toko buku ini!” batinku meneruskan mencoba untuk melihat toko buku ini dari sisi lainnya. Karena tidak seharusnya aku melihat semua hal dari perspektif yang selalu sama, walaupun kemana aku melangkah keseragaman budaya dan kesibukan sosial hampir sama di setiap kota. Dengan kata lain, bila terlalu sering aku mengaitkan dengan segala hal yang telah berlalu, maka akan aku temui setiap masa laluku di setiap kota yang aku jalani. Bahkan pun tidak pernah ada yang menyalahkan bila engkau mengenang semua masa lalumu, yang membuat dirimu terpuruk tanpa memaafkan semuanya itu lah yang menjadikan masa lalu itu menjadi tali rajut yang lambat laun melilit lehermu.
Aroma dari buku-buku yang tersusun rapi perlahan kuhirup seiring dengan langkah kakiku menelusuri setiap rak buku. Tidak ada rencana untuk membeli buku, sementara buku yang pernah kubeli masih ada yang belum selesai aku baca, namun aku terus menyusuri rak demi rak melihat buku-buku terbitan terbaru selama setahun atau pun yang menarik untuk dibaca. Sesaat memasuki salah satu lorong yang raknya dipenuhi novel-novel terjemahan, kulihat sepasang muda mudi yang tengah ngoborol pelan. Tidak terlalu jelas apa yang mereka obrolkan, pun aku tidak terlalu peduli apa yang mereka bicarakan. Aku hanya peduli pada isi kepalaku yang tiba-tiba memutar kenangan yang persis sama diterima dua bola mataku saat memandang mereka. “Tempat kencan terbaik buat kalian”, gumamku dalam hati. Lorong sempit ditemani buku dengan suasa hening akan mampu menciptakan cerita baru dalam hidupmu. Setiap kata-kata dalam novel yang sedang kalian bahas tiada lebih indah dan berkesan dibandingkan saat kebersamaan itu sendiri. Seperti halnya kenangan indah yang tiba-tiba berputar setelah memandang mereka, layaknya sebuah film documenter yang diputar hingga aku ingat setiap detailnya. Bersama seseorang yang bahkan hari ini tidak pernah kutemui lagi dan tidak tahu dimana dirinya sekarang.
“Hey, Fakultas apa?” tanyaku pada seorang wanita yang aku pikir seumuranku, kala itu dibalik rak buku di sebuah perpustakaan kampus. Sederhana perkenalan kami kala itu terjadi begitu saja. Tubuhku beranjak sendiri dari bangku tempatku membaca menghampiri dirinya di pojokan rak buku. Kuperkenalkan diriku dengan gugup karena mencoba membuat suasana nyaman baginya di perkenalan awal kami. Dia membalas perkenalanku dengan ramah, begitulah awalnya aku mengenal dirinya, tidak ada yang manis hanya senyumannya yang manis. Senyuman yang mampu memalingkan pandanganku dari buku bacaanku ketika dia lewat dari hadapanku yang tersenyum pada seseorang yang lainnya di sekitaran meja tempat aku membaca. “Mau pulang bareng?” Tanya seseorang yang aku pikir adalah temannya, cukup mengejutkan kami berdua, padahal bukanlah suara yang keras yang darinya, mungkin kami yang terlalu asik dengan obrolan kami. “Pulang bareng aku aja mau?” Setengah berbisik aku mengatakannya, yang sebenarnya kata-kata itu hanya ada di dalam otakku entah mengapa bibirku mengucapkannya. Mungkin saja tubuhku sudah mulai rileks dibandingkan awal perkenalan tadi sekarang lepas dari kendali otakku sendiri. “Ehh, aku bentar lagi, kalau udah selesai duluan aja!” Jawaban dari orang asing di hadapanku ini bahkan sempat membuat aku sempat menahan nafasku. Orang asing yang kutemui di lorong rak buku yang akhirnya kami saling berkenalan dan saling berbagi di setiap hari-hari kami hingga pada akhirnya semesta memanggil untuk memisahkan kami sebagai orang yang asing pula saat ini.
Kuhela panjang nafas ku di putaran rak buku terakhir, berusaha menghentikan putaran kenangan yang saat ini bekerja di kepalaku. Sebuah buku yang sempat aku ambil dari salah satu rak, kubawa menuju meja kasir untuk kubayarkan. Walaupun tidak ada rencana untuk membeli buku namun tetap saja selalu ada buku yang aku beli.
Segera aku melangkah keluar setelah kubayar dan kusimpan buku itu. Berhenti sejenak beberapa langkah setelah pintu keluar, kurogoh saku celanaku mengambil rokok yang hendak aku hisap menuju jembatan penyebrangan kembali ke Halte Matraman. Kuhirup dalam kepulan asap pertama, sembari melakukan pereganggan leher. Seketika pandanganku gelap sesaat kepulan asap yang kedua kalinya kuhirup. Apa karena mataku terpicing rapat hingga pandanganku gelap seketika atau aku memang lagi tidak mampu memandang apa-apa, aku sendiri tidak tahu. Karena otakku sendiri merespon rasa sakit di dadaku yang kucoba meremasnya untuk menekan rasa nyeri itu sendiri. Aku terjatuh, hingga lututku membentur lantai yang hendak menopang tubuhku. Rasa sakit yang semakin menjadi membuat aku meringis mencoba mencari bantuan, aku bahkan tidak tahu apa sekelilingku ada yang memperhatikanku atau malah membiarkan aku begitu saja. “Tolong aku!” Tidak tahan dengan rasa sakit yang semakin menjadi di dadaku, kucoba berteriak, walaupun sebenarnya aku tidak tahu apakah teriakanku didengarkan sekelilingku atau tidak. Tangan kanan dan kiriku bersamaan meremas sesuatu, entah mana yang meremas dadaku, aku pun tidak tahu. Hanya rasa sakit dan kegelapan yang kurasakan.
Ternyata benar, saat dirimu diambang kematian otakmu akan bekerja lebih cepat. Memutar semua hal yang pernah terlintas dalam hidupmu. Mengembalikan semua kenangan sebelum kenangan itu dihapuskan, aku sendiri tidak mengerti karena otakku bekerja sendirinya. Menatap bayangan diriku yang berdiri sendiri berseberangan dengan orang-orang yang kukasihi, seakan mereka semakin menjauh meninggalkan aku sendiri. Semua hal yang sempat tersimpan di dalam benakku seolah berputar begitu cepat di hadapanku, meninggalkan aku yang diam terpaku. Beginikah akhir hidupku? Jalan sepi yang kutemui, kujalani hanya sesaat untuk kembali memperbaiki setiap kesalahan dan membangun kembali hidupku akankah berakhir sampai disini? Apakah aku akan mati? Tidak adakah kesempatan buatku untuk mengembalikan semuanya? Apakah aku ditakdirkan untuk mati seperti ini? Mati dalam sepi ditemani pertanyaan-pertanyaan yang secara perlahan tidak lagi mampu aku pertanyakan dalam kepalaku (titik)

Share:

Download

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.